Tak lama kemudian Verna memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.“Kenapa Ci, ada perlu apa emang?†tanyanya.“Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok†jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka.Sebelum Verna sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Joko jatuh tepat di dada Verna. XNXX Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Taryo, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.“Aahh.. Pak!†erang Verna bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas.Melihat reaksi Verna, Pak Joko semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan
