Aku bergegas kembali ke kamarku sebelum mereka memeregokiku. XNXX Samaa mamang,mbakk?!”Jantungku berdetak keras mendengar tawaran tak terduga-duga darinya itu. Tentu saja ia bisa mengetahuinya dari ekspresi wajahku.“Iya mbak… tapi cuma sedikit!”“Ndak pa pa itu biasa. Pinggulku sampai terangkat saat itu terjadi. Eh Kok mbak bisa tahu?”“La iya tahu. Ayolah, tunggu apa lagi?”goda mbak Siti terus berusaha menggoyahkan keimananku.“Tapii mbakk…Argggg” aku masih tetap ragu.“Sudahhhh ikuttt!!” ujar mbak Siti menarik tanganku.Aku dimintanya menunggu di depan pintu kamar sementara ia masuk dan berbicara dengan suaminya. Lep! …Cletap!..Cletap! Sehingga mau tak mau k0ntolnya yg tak disunat di antara gerombolan bulu kemaluannya yg kusut dan beruban itu terlihat olehku.“Aaaa!!…Mbakkk takutt!!..”jeritku sambil berlari dan bersembunyi di belakang mbak Siti.“Masa sih non takut sama ini-nya mamang?” Tanya mang Narko sambil mendekat ke arahku.Aku semakin merapatkan tubuhku ke mbak Siti.Tapi mataku
