Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yang menjadi tertunda. XXNX Kemudian, batang kemaluanku yang sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.Merasa puas dengan lahapannya pada kemaluanku. Itu pun satu-satunya kamar yang masih tersedia di rumah sakit tersebut. Suster Vika paham apa niat Suster Mimi. Tapi seiring dengan cairan bening yang semakin banyak membasahi dinding lubang kemaluan tersebut, batang kemaluanku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.Tanganku mulai membuka kancing baju Suster Vika. Payudara yang sedemikian montoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu. Dengan ganasnya, mulut Suster Vika menyedoti kemaluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.Suster Mimi yang




















