Siapa ini yah?” jawabku dalam telepon. “Kang, jangan terlalu larut malam pulangnya yah” pinta istriku ketika aku mulai stater motor vespaku. XXNX Sudah lama kucari alamatmu dan ingin bertemu denganmu, tapi baru kali ini aku sempat. Aku tidak mau nanggung resikonya dan tidak tega melihat rumah tanggamu hancur seperti yang kami alami saat ini” komentarnya panjang lebar sambil mencubit pinggangku lalu sedikit bersedih, bahkan sempat keluar air matanya.“Maaf Sari, aku tidak dapat dan tidak mungkin melupakan peristiwa bersejarah kita yang penuh kenikmatan 20 tahun yang lalu itu. Kemudian kami aku lanjutkan bersama mamanya di lantai cucian sumur tua di tengah sawah. Kalaupun pembicaraanku panjang lebar dan belum selesai hingga larut malam, maka silahkan dikunci pintunya, sebab mungkin kami tidur bersama di rumahnya untuk saling melepaskan rasa kangen kami” penjelasanku pada istri biar ia
