“Enak saja, aku yang rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.Tak lama kemudian pesanan kami datang. XXNX “Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku
“Sudah jam berapa ini? “Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. “Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Kemudia aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan.
>