Rupanya mata Viena sudah ditutup dengan sapu tangan oleh Mas Irvan, terus dia bergegas keluar.Sekarang gantian aku yang berperan sebagai Mas Irvan. XXNX Inisiatif menyerang sekarang berada di pihakku.Tak berapa lama setelah gerakan maju mundur pinggulku, tubuh Viena nampak mengejang. Kami duduk sambil berangkulan. Terasa celana dalamnya belum dilepas. Kini wanita tersebut mulai mengambil inisiatif permainan.Tubuhnya yang indah dengan dua buah gunung yang mengantung gemulai telah berada di atasku. Gerakan maju mundurku kuhentihan, tapi pinggulku kutekan erat ke tubuhnya. Pikiranku mulai menerawang pada kejadian sekitar dua setengah tahun silam.Waktu itu Mas Irvan memelas kepadaku agar aku mau menghamili istrinya, supaya dia tidak terus-terusan diledek orang karena dia tak mampu. Dengan sekali sentakan, celana tersebut berhasil kulepaskan.Sekarang pingulnya yang montok benar-benar bebas dari penghalang. ouuch..” kembali terdengar saat senjataku yang semakin membengkak itu kumasukkan




















