“Udah lama saya nggak ngisap k0ntol seenak ini.”
“Mbak..”
“Jangan panggil saya Mbak..” desisnya sambil mencium bulu kemaluanku,
“Panggil saya Linaa.. Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. XXNX Ooohh..!”
Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot k0ntolku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. hh.., iisshhaapp putingnya hh.. Setelah melihatku ada di sampingnya sambil tersenyum manis, Lina benar-benar geram. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku. crot.. nenen.. juga Say.. “Tapi tdk akan segampang itu, Lina..! Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yg terguncang-guncang. “Hukumannya..” Lina meraih batang kejantananku dan langsung dimasukkan ke memeknya,
“Ngentot sampai aku puaass.. Namanya Marlina, usia 36 tahun (bener kan?), rumah di Jl. Lina.. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yg masih tertutup CD. itil.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan, tetapi tetap horny.




















