Lama kami terdiam.“Kamu banyak diam ya”, tuturnya.“Eh.. ”, bertanya mbak Intan. XXNX Aku baru keluar dari kamar mandi.Melihat mereka dari kejauhan. Ia tiba-tiba berlari dan memelukku.Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. Saya saksikan ke-2 anaknya telah tidur.Saya keluar dari kamar serta ke ruangan depan. “Semenjak saya berjumpa mbak Intan, jantungku berdetak kencang. Kami benar-benar canggung pagi itu. Mbak Intan coba melepas pelukanku. Hari-hari berlalu. ”, tanyanya.“Masih belum ngantuk mbak”, jawabku. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya.Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. “Aku tahu, namun perasaanku tidak pernah berbohong mbak, saya ingin jujur bila saya cinta ama mbak”, kataku sembari memeluknya dari belakang.Lama kami terdiam. Aku lalu datang kepadanya.
