Kogoyangkan lagi semakin kuat, dan tanganku mulai menggerayang memainkan puting susunya. Kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan, mulutnya mendesis-desis dan tangannya mencengkeram erat lenganku. Bokepindo Napasnya terdengar semakin memburu. Terus, saya tiba-tiba juga wuda blejet, terus.. kenapa Mbah?” tanyanya bingung.Aku sekarang berdiri di depannya, tanganku memegang pundaknya. Kuremas-remas susunya semakin kencang. Dengan canggung dia menurut: “buka lebar-lebar kakimu Nduk” kataku. Tubuhnya bongsor dengan buah dada yang seperti akan memberontak keluar dari baju T-shirtnya. Satu senti..dua senti.. Bisa mati aku.” Kulihat matanya membelalak penuh kengerian: “jadi.. Sekarang dia benar-benar wudo blejet (telanjang bulat) di depanku.Nah pembaca, karena cerita ini adalah untuk konsumsi xxx, maka saya wajib menceritakan detail mengenai sosok indah di depanku ini. Napasnya terdengar semakin memburu. “Mbah, apakah pasti saya sudah sembuh?” tanyanya dengan suara bergetar.
