Aroma asli seorang wanita. Aku tahu di mana ruangannya. XXNX Ayo. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu,” kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, “Terus dong Yang. Aku lupa kelamaan menghitung kancing. Bayar arisan. Jagain sebentar ya..!”Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Bau tubuhnya tercium. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Junior berdenyut-denyut. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Kemudian menyerahkan celana pantai.“Mbak Wien, pasien menunggu,” katanya.Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Seakan sengaja memainkan Si Junior. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam.
