Tangan saling menggerayangi. Aku membalas dengan menaikkan tank top-ku sebatas leher hingga memperlihatkan payudaraku yang dibalut bra. Bokepindo Mas Putra mendiamkan penisnya di vaginaku, sementara kami mulai bercumbu lagi. Aku mengerang bebas dan Mas Putra merangkulku dari belakang meremas payudara sambil terus mengocok. Tangannya memegang bahuku pelan. “Jangan disini..!” bisikku. Perlahan dia menaikkan tubuhku ke atas batu, dan membuat tubuh kami sejajar. Aku menggelinjang pelan. Kuputuskan untuk main ke sekretariat Mapala di kampusku yang biasanya ada yang menunggu 24 jam. Dia mengerti. Kan impas.”
Aku terdiam sejenak. “Kok nggak ngapelin Mbak Rosa, Mas..?” tanyaku. Aku melihat dia membuka jeans-nya, menunduk, dan waktu berdiri aku benar-benar kagum dengan kejantanan tubuhnya yang macho.
>