Terpaksa kali ini aku menerimanya dengan malas. “Oh ya, aku Tami..,†sahutnya menjabat tanganku erat-erat. Bokepindo Perlahan aku beranjak berdiri, tertatih-tatih mencari pakaianku. Aku dengan tidak sabaran menekan-nekan bel pintunya yang yang tampak sekali aneh bagiku, sebab tombol bel itu berupa puting susu dari patung dada wanita. Dan kami tidak main-main..!†sahut Tami dengan wajah yang kini jadi beringas dan ganas. “Siapa kalian ini sebenarnya..?†tanyaku memberanikan diri. Sementara tangan satunya Lina tetap mengocok-ngocok zakarku sampai ereksi kembali dengan kerasnya. Gede sekali Lin..,†ucap Dian kagum dan senang sembari menimang-nimnag zakarku. Malam ini Tami memakai kaos singlet hitam ketat dan celana pendek kembang-kembang ketat pula, sehingga aku dapat dengan jelas melihat sepasang pahanya yang mulus halus.
