Saat aku berdiri bertukar bangku, semilir tercium aroma parfum lembut yang entah apa merknya, yang pasti pas sekali dengan penampilannya.“Maaf mengganggu kenyamanan Anda tapi saya seringkali tertidur dalam perjalanan, kalau dekat jendela lebih mudah menyandarkan kepala” Ia menjelaskan sambil meminta maaf. Bokepindo begitu mengetahui si pemilik suara. Setelah puas menyantap soto sulung dan sate ayam dipojok jl. Reenn..” rintihannya membuat birahiku tambah memuncak. Beberapa menit kemudian suaranya memecah kesunyian “Punya kamu masih keras Ren..belum keluar?”
“Aku tidak ingin kenikmatan ini cepat berakhir” bisikku sambil mengecup pipinya. Vini bahkan tidak lagi malu untuk memukul pundak atau mencubit kecil lenganku manakala ada joke yang “sangat” nakal. Kuraih kepalanya memasukan seluruh jari-jemariku dirambutnya yang halus dan menggenggamnya, dengan demikian memudahkan aku mengatur gerakan kepalanya. “..teruss Vin..aahh..lagi Vin..oohh..punya kamu enak..”rintihku.
