Beliau menatapku dan berkata„Di.am ! lNamanja wati. XXNX Ajah ketika itu menderita serangan djantung. Di kota Bandung udara segar. Sannem pergi kekamarnja membuka pakaian, akupun masuk ketempat tidurku Tidak beberapa lama Sarinem datang dan mengatakan, sahabat-sahabat-kental ajah akan datang Aku harus ada diantara mereka. Aku buru2 masuk. Nasibku berada atas k e b i d j a k f a n a a i m j a Dia maksudku Tante Nora satu-satunja keluarga ajah jang masih hidup. Semua utjapan-utjapan Ajah itu disaksikan oleh sekretarisnja. Tetapi tidak djuga termasuk jang paling bodoh. Senang sekali mendengar pudjian itu.Sesudah ajah meninggal dunia suasana dalamj rumah bertambah sepi. Pernah sekali aku ber kata sesuatu pada ajah. Entah mengapa aku lantas teringat kembali pada wajah Tante. Dan paling achir aku membatja artikel tentang riwajat seorang penulis jang kenamaan.Tulisan
