Saya memandang Pak Sebastian, nampaknya dia mengerti kejengahan saya,“Iya, pak dicoba saja pada Rini, sekalian untuk dicoba untuk melihat telur dan rahim”, “Tapi.”kata saya. Tapi
“what the hell, what will be, will be”.Kembali saya berusaha konsentrasi untuk mengeluarkan semua isi k0ntol saya. XXNX “Puas mas ?, saya puas sekali”. “Saya gantian, Pak” Rini ikut-ikutan muncul suaranya setelah takjub melihat percobaan saya pada pak Sebastian.Saya mendadak bengong, selain ruang yg penuh dengan alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini, hanya ada Saya, Rini dan Pak Sebastian. Tinggal kami bertiga di ruang elektrik perusahaan, semua karyawan tentu sudah pulang dan terlelap dirumah masing-masing.Kami bertiga takjub memandangi alat yg sudah hidup tersebut, nampaknya tdk ada trouble sedikitpun, “Ayo kita coba, kita hanya punya waktu 7 jam sebelum menyerahkan barang ini” suara saya memecah keheningan“Saya, Pak !”
>