Tak berapa lama kemudian aku sudah duduk dalam keadaan telanjang bulat. Bokepindo Kupejamkan mataku, menghisap buah dadanya, dan memainkan jemariku. “Aku…”
“Ssshhh,” jemari telunjuknya menempel di bibirku. Aku mendiamkannya. Rasa lemon bercampur aroma wewangiannya. Terhenti karena aku tak ingin melakukan kesalahan apapun. Kulihat ia masih berdiri menghadapku dengan senyum di depan stereo set. Jelas sudah ia mengetahui kalau aku memang masih perjaka. Aku memandangnya heran. Kutolehkan kepalaku dan meraih bibirnya. Setelah itu ia berpaling menatap ke luar jendela samping. Seperti apa yang kau mau.”
“Hmm. Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Terus terang saja, aku benar-benar jengkel. Tangan kanannya lalu turun dan meraih batang kemaluanku yang tegang. Ini rumah bujangan,” kataku begitu aku melangkah masuk ke dalam ruang tamu.
>