“Ohh, hmm, Dido, sayang, ooohh”, desahnya mengiringi bunyi ciplakan bibir Dido yang bermain di permukaan vaginanya. Bokepindo Hanya satu kalimat dokter Supriyati yang kini masih terngiang di telinganya. “Ohh, besarnya punya kamu, Do. Dido yang baru pertama kali merasakan nikmatnya hubungan seks itu benar-benar menikmati keluar masuknya penis besar itu ke dalam liang vagina sang dokter yang semakin lama menjadi semakin licin akibat cairan kelamin yang muali melumasi dindingnya. “Apakah saya mimpi?”, katanya konyol. Dido masih tak bereaksi, ia seperti tak mempercayai kejadian itu. “Kenapa tak kamu lampiaskan dendam itu padaku?”. Malam itu benar-benar menjadi malam yang sangat indah bagi keduanya. Namun belum sempat ia bereaksi atas semua itu tangan sang dokter itu telah meremas telapak tangan Dido dengan mesra. Dituntunnya tangan pemuda itu untuk membelai lembut buah dadanya, lalu bergerak ke bawah
