“Enak banget sayang!”Aku menunggu dengan was-was, bersiap menerima guyuran sperma di wajahku.Tapi tidak ada. Jangan-jangan dia melihatku juga? XXNX “Tapi kamulah yang nanti menentukan hasil akhirnya akan jadi seperti apa.”Semua keputusan ada di tanganku. Makanya kupikir jika aku bisa memuaskannya (meski hanya lewat oral seks) dia akan puas dan aku bisa pergi.Kini celana jeans dan boxer miliknya sudah turun. tentu aku akan sangat bahagia sekali kalau kamu mau nemenin aku malam ini.”“Nemenin apa nenenin?” aku meledek.“Hahaha…” dia tertawa. Kupompa penis itu agar terus-menerus menyundul rahimku. Berawal dari saling cerita soal cerpen dewasa yang kami suka, obrolan pun berlanjut membahas soal imajinasi seks kami berdua.Aku bukan perempuan bodoh yang tidak bisa menangkap sinyal ketertarikan seorang cowok. hhh… yang..pertama hh.. Kami tertawa. Cantik, lucu, baik, pinter. Pinggulku pun kini menungging semakin menantang.Dia mulai menggunakan jarinya




















