“Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang. XNXX “Deenn..cabut deen…” Serunya panik sambil menekan perutku ke belakang. “Maafin saya mbak..saya bener-bener khilaf..” Jawabku bingung. Tubuhnya ku dorong merapat ke pinggir meja, kedua kakinya aku paksa untuk melebar, pantatnya aku tarik ke belakang. Aku kembali menciumi wajahnya, bibir kami kembali berjumpa, tanganku telah melingkar dengan manis di lehernya. Jemariku menyentuh pangkal tangannya, menepuknya pelan kemudian tanpa bicara aku melangkah masuk ke kamar sambil menutup pintu. Dengan sekali kibasan seluruh benda2 kecil di atasnya berlompatan jatuh ke lantai dengan suara yg berisik. “Boleh nanya lagi mbak..” Lanjutku. Tangan kananku meraih jemari kiri tanganya. Sebagian mendarat di dalam belahan pantatnya, mengalir turun menelusuri permukaan anusnya. ” Jangan den..dosa….”Jawabnya ketakutan. “Iyah, semalem begadang sm temen-temen..” Jawabku.
