Meski sangat perlahan, Kang Hendi dapat mendengarnya dan merasakan perubahan yang terjadi dari tubuhku. Tubuhku semakin mepet ke ujung dinding. Bokepindo Aku tak mau Kang Hendi mengucapkan kata-kata seperti itu, karena aku tak rela diperlakukan seperti ini. Ia masih bertahan. Terpandang. Entah dari mana keberanianku muncul, mulutku langsung menangkap kontolnya. Aku malu sekali pelampiasanku selama ini diketahui orang lain. udah kang! Tangannku menggerayang di atas punggungnya.Meraba-raba kekerasan otot-otot pejalnya. Terjadi konflik bathin dalam diriku. Terbangun dari mimipiku yang indah. Tetapi di sisi lain, aku merasakan suatu desakan dalam diriku sendiri. saya kan adik Akang juga. Aku tersenyum menyaksikannya.Ia balas tersenyum, “Kamu nakal ya..” katanya kemudian.“Awas, entar Akang bikin kamu mati keenakan.




















