Memang perkawinan kami belum dikaruniai anak. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar aman. XNXX “Toom…, ibu juga. Penisku dicuci oleh ibu mertuaku, sampai tegak lagi. “Eehhm…, Toom ibu kangen banget Toom”, bisik ibu mertuaku. Aku naik ke atas ibu mertuaku bertelakan pada siku dan lututku. Mobil berjalan tenang, kami berdiam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus penisku dengan lembut. Aduuh, aku sudah tidak tahan lagi. Pangkal penisku berdenyut-denyut. “Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas Toom.., Aduuh berantakan niih. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Ooh aku jadi berdebar-debar sekali. Hati-hati setirnya”. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Aku kaget dan melongo karena aku tidak mengira sama sekali diciumi oleh calon ibu mertuaku yang cantik itu.




















