Anggap saja rumah sendiri…” Ujar Sinta memersilahkan ku duduk.“Iya, Mbak..” Jawabku sambil duduk di sofa.“Sebentar ya, Mas…” Sinta berlalu masuk, sepertinya ia ke kamarnya.Rumahnya cukup besar, ruang tamunya dipenuhi beberapa hiasan antik. Rupanya ia mencari kondom.“Kalau mau, kamu harus pake ini. XXNX Anggap saja rumah sendiri…” Ujar Sinta memersilahkan ku duduk.“Iya, Mbak..” Jawabku sambil duduk di sofa.“Sebentar ya, Mas…” Sinta berlalu masuk, sepertinya ia ke kamarnya.Rumahnya cukup besar, ruang tamunya dipenuhi beberapa hiasan antik. Rupanya Sinta sedang menyambut penisku yang berdiri di pagi hari. Aku pun menarik tubuh Sinta agar kembali berdiri. Aku memang tahu jalannya, namun tidak tahu rumahnya. Pesan kopi segelas, ku pilih tempat dibelakang yang tidak terlihat orang. Di rumah pun tidak ada orang tua yang menunggu karena orang tuaku sedang bepergian ke luar kota.
