Aku mulai mencari tahu siapa si Rini itu sebenarnya. Dia lalu berjongkok dan menyuruhku berdiri. Bokepindo mengenai wajah Rini. Tangan kanannya tidak diam melainkan ikut mengocok. Usapanku makin cepat dan keras, tanpa sadar berubah menjadi sebuah kocokan.Kocok-kocok terus aku mendesah ahh.., hemm.. Bergelar sarjana arsitektur dan bekerja sebagai konsultan teknik di sebuah perusahaan konstruksi. Aku berusaha secepat mungkin merapikan celanaku untuk secepatnya pergi dari tempat itu. Terpaksa aku mencari warnet lain. Cok., kocok.., cek makin cepat aku mengocok dan..“Aahh.., uhh.., oohh”, aku mendesah keras. Kudengar suara rolling door yang ditutupnya. Tetapi aku heran kenapa dia hanya memanfaatkan air maniku dan tidak memanfaatkan kontolku yang setiap saat bisa ia masukkan ke memeknya.Suatu malam menjelang warnet nikmat itu tutup, aku mengendap-endap, dan aku berhasil menyelinap masuk tanpa diketahui Rini.
