Tanganku dibuka dan mata Tante Susi mulai turun ke bawah kearah selangkanganku dan memperhatikan kemaluanku yang mengecil dengan teliti. Aroma dari vaginanya mulai memenuhi udara di kamarku, aromanya menyenangkan dan berbau bersih. XXNX Dengan halus Tante Susi memegang kedua tanganku dan meletakannya di atas buah dadanya. Kembali lidahnya menjilat kepala kemaluanku dengan halus, sembari menyedot ke dalam mulutnya. Pinggulnya mengejang keras. Tapi sentuhan tangannya terasa halus dan hangat. Pinggul dan pahanya kadang-kadang mengejang kuat, berputar dengan liar. Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang menahan sakit. Terasa napasnya yang hangat berhembus di paha dan di bijiku dengan halus. Tetapi Tante Susi hanya tersenyum lebar, dan berkata “Tidak apa-apa kok, ini memang harus begini”, kembali dia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati semua sisa cairan itu dari
