Fanny menggelengkan kepala, tetapi tanganku terus meraba dahinya dgn lembut, Fanny diam saja sebab tak tahu apa yg mesti dilakukan. XXNX uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa hingga kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. Di ruangan tidur ini saya merasa lebih nyaman, makin dapat menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yg putih mulus itu semakin terbuka.“Auuuhh”, bibirku mulai sejak bergeser pelan mengusap & mencium hangat di lehernya yg putih mulus. Fanny mulai sejak merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, seterusnya hilang kalah oleh nafsu birahi yg sudah menyelimuti perasaannya. Selanjutnya saya membawa kertas baru & diletakkan di depannya, tangan kananku mulai sejak menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan yang lain diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk & sesekali saya sengaja mengusap punggungnya dgn lembut.Fanny makin tak dapat berkonsentrasi, ketika merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya makin berdegup dgn
