Waktu itu aku hendak menutup dan mengunci pintu pagar.“Win..! XXNX ah.. daripada Cici pakai alat ini, mendingan pake yang aslinya aja gimana.. aku ingin tidur dengannya.. Kebetulan saat itu aku sudah ada dalam mobil dan hendak menginjak pedal gas. Ci Ana perlahan-lahan mengendurkan perlawanannya. Aku ingin menikmati payudaranya. Maaf, Ko Teddy (nama suaminya) ‘kan pasti mau tiap malam..” jawabku sambil memandangnya.“Wah, Win.. memang lain rasanya bila bersetubuh dengan wanita yang sudah pernah melahirkan. Karena kutahu pasti kamu belum pulang dan kamu tidak akan pulang sebelum kamu bisa menaklukkanku..” ujarnya tiba-tiba sambil tangannya membelai pelan penis kebanggaanku yang sudah mulai mengecil.Tidak kusangka ia mengatakan itu. Namanya Ana, dan kupanggil Ci Ana, karena ia seorang wanita keturunan Chinese. cepluk.. Kotaknya memang masih terbungkus rapih. Oh.. aku mau minum sendiri kok..
