Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Bokep indo Nikmat sekali rasanya. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Ninik. Rianti mengambil posisi membelakangiku. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rianti merintih-rintih. Sementara itu Rianti yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Ninik duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi. Ninik kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku berhadap-hadapan dengan Ninik. Dia melolosi satu persatu bajunya. Kesanku Ninik sudah jebol perawannya. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat. “ Enak ya mas,” tanyanya. Belum sempat aku menemukan kata pembuka, eh dia malah menegur duluan.
