“Hahaha, enak saja…”, jawabnya membuatku sangat-sangat marah, ingin sekali aku melempar laptopnya itu. Aku kembali bingung, apa yang harus aku lakukan, dengan perasaan penuh dengan keterpakaaan aku pun turun ke lantai bawah.Kost kami sedikit bebas dikarenakan pemiliknya jarang ke sini. XXNX “Masuklah…”, katanya sambil tersenyum, lalu pintu ditutup dan dikuncinya.“Mau mu apa?”, aku bertanya langsung. Candra sudah mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku, tentu saja aku ketakutan, aku mencoba melawan. Chandra pun segera duduk di ranjang, sedangkan aku berlutut di depannnya. Tubuh ku lelah terus-terusan digenjot Candra yang sedari tadi belum berejakulasi. Hatiku benar-benar hancur, kini ada seorang pria lagi yang sudah melihat tubuhku ini. Aku sedikit menutupi tubuhku dengan tanganku, Candra mencoleknya, dari pinggang, punggung, paha hingga dada dicolek-coleknya.“Hehehe”, ia cengesan sambil memperhatikan tubuhku.




















