Dia meronta-ronta. Jadi aku hanya berhak atas bibir dan tetek. Bokepindo Saya makin kalap. Bahkan para tetangga kami tadinya tidak percaya kalau itu pembantu saya. Mereka mengira dia famili kami. Saya mulai mencari cara untuk bisa meniduri Sri. Istri saya memberi penjelasan tetang bagaimana Sri pintar merawat Nisa.Penjelasan ini tidak bisa diterima ibu. Sri mencoba memejamkan mata. Hanya dengan sekali geser. Dia membuka matanya.“Kamu cantik sekali.” Dia terbelalak dan merapatkan selimutnya.Saya terus memandanginya. Tapi dia hanya meremas dan mengocoknya. Baiklah, yang saya ceritakan Cerita Hangat ini mengenai perempuan pembantu saya.Kami sering berganti-ganti pembantu. Dia kami peroleh di sebuah penampungan PRT, semacam sebuah yayasan. Benar-benar membingungkan kan? Seorang perempuan yang buruk rupa. Sri mencengkeram kepala saya, lalu menariknya. Sri berusaha mendorong keluar tubuh saya. Saya juga kaget dan takut. Sri mengerang-erang.
